Kamis, 08 Januari 2009

OBESITAS AKIBAT JUNK FOOD

Jkt 30/10- Obesitas atau kelebihan berat badan adalah mimik yang menakutnkan bagi setiap orang tanpa terkecuali,baru-baru ini The international Obesity Taskforce mengumumkan bahwa pada tahun 2015 diseluruh dunia akan terdapat 2,3 miliar orang dewasa memiliki kelebihan bobot badan atau obesitas.
Angka atau presentase besar itulah yang menjadi pemikiran besar masayarakat dunia,dari 2,3 miliar angka yang disebutkan terdapat 700 juta orang terindap obesitas. Khusus negara Asia Tenggara pada tahun 2006, angka obesitas di bawah usia 18 tahun tercatat 19,9%, dan diperkirakan pada tahun 2010 akan mencapai 28,2%.
Dalam penelitian tersebut digambarkan bahwa berita tersebut adalah berita buruk terutama bagi masyarakat Indonesia. Di indonesia sendiri pengkonsumsi junk food semakin bertambah tiap tahunnya dari generasi tua bahkan sampai generasi muda tidak menutup kemunkinan pula anak kecil.
Dengan gaya hidup yang semakin cepat banyak masyarakat yang lebih memilih junk food untunk disantap karena praktis dan dapat dimakan sambil berdiri,tetapi dibalik praktisnya junk food maka obesitas itu sendiri pasti akan tertimbun di tubuh kita.

INDONESIA BERPOTENSI MEMILIKI TINGKAT OBESITAS YANG TINGGI DI ASIA TENGGARA

Jkt 30/10- Obesitas atau kelebihan berat badan adalah mimik yang menakutnkan bagi setiap orang tanpa terkecuali,baru-baru ini The international Obesity Taskforce mengumumkan bahwa pada tahun 2015 diseluruh dunia akan terdapat 2,3 miliar orang dewasa memiliki kelebihan bobot badan atau obesitas.
Angka atau presentase besar itulah yang menjadi pemikiran besar masayarakat dunia,dari 2,3 miliar angka yang disebutkan terdapat 700 juta orang terindap obesitas. Khusus negara Asia Tenggara pada tahun 2006, angka obesitas di bawah usia 18 tahun tercatat 19,9%, dan diperkirakan pada tahun 2010 akan mencapai 28,2%.
Dalam penelitian tersebut digambarkan bahwa berita tersebut adalah berita buruk terutama bagi masyarakat Indonesia. Di indonesia sendiri pengkonsumsi junk food semakin bertambah tiap tahunnya dari generasi tua bahkan sampai generasi muda tidak menutup kemunkinan pula anak kecil.
Dengan gaya hidup yang semakin cepat banyak masyarakat yang lebih memilih junk food untunk disantap karena praktis dan dapat dimakan sambil berdiri,tetapi dibalik praktisnya junk food maka obesitas itu sendiri pasti akan tertimbun di tubuh kita.

JAHATNYA JUNK FOOD BAGI KESEHATAN BAYI

Jkt 30/10- Masa kehamilan adalah masa dimana saat seorang ibu memberikan asupan makanan bergizi terhadap bayi yang dikandungnya, Dr Pat Goodwin,The Royal Veterianary College dan Welcome Trust London,Inggris,mempaparkan bahwa mengkonsumsi makanan secara sembarangan baik itu dengan diet khusus atau tidak selama masa kehamilan ataupun selama masa menyusui akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kesehatan sang anak dimasa depan.
Studi yang dilakukan telah diuji baru terhadap binatang,namun dalam sebuah buku The Journal of Psysiologi hal tersebut bisa juga terjadi pada manusia. Dalam hasil percobaanya diberitahukan bahwa mengkonsumsi junk food pada saat kehamilan dapat mengakibatkan diabetes meskipun diberikan makanan yang bergizi dan sehat secara klinis.
Beberapa profesor sependapat dengan para peneliti “Manusia memeiliki sistem biologis yang hampir sama dengan hewan dan asumsi yang sama juga bisa ditarik dari dampak yang ditimbulkannya”,jelas Profesor Neil Strickland. Sang profesor juga mengatakan bahwa studi ini juga menenmukan kaitan antara berat badan orang tua dengan anak mereka atas dampak dari kebiasaan mengkonsusmsi makanan tersebut.
Dari banyaknya penelitian hampir diseluruh dunia menyebut bahwa junk food tidak baik bagi kesehatan dapat berakibat penyakit jantung dan diabetes,namun junkfood tidak bisa pula dilepaskan begitusaja dari masyarakat banyak terutama wanita yang sedang mengandung.

FAKTOR TERBESAR SERANGAN JANTUNG ADALAH JUNKFOOD

Jkt 30/10- Sebuah studi di 52 negara membuktikan bahwa hampir masyarakat dunia pecinta junk food,Makanan yang banyak mengandung goreng-gorengan,camilan bergaram dan daging bertanggung jawab atas 35% serangan jantung di dunia,kata beberapa peneliti,Senin,20,Oktober.
Lemak hewani yang banyak terkandung dalam junk food dapat mengakibatkan sakit jantung,terutama serangan jantung. Dalam sebuah penelitan,Dr. Salim Yusuf di McMaster University di Ontario, Kanada, dan rekannya menanyai lebih dari 16 ribu pasien, 5.700 di antara mereka baru saja mengalami serangan jantung pertama.
Dari hasil penelitiannya tersebut dapat dibuktikan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan Barat memiliki resiko yang lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan orang yang mengkonsumsi sedikit atau tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng atau daging. ”Rata-rata 80% sakit jantung dan saluran pernafasan di dunia terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah”,kata peneliti.
Sayuran atau makanan hijau berserat lebih baik dibanding makanan yang bersodium tinggi seperti daging. Dengan mengkonsumsi sayuran maka dapat memperkecil resiko terkena penyakit jantung.

MAKANAN SEHAT YANG MENJADI MAKANAN SAMPAH

Semua makanan instan itu adalah makanan sampah (junk food). Itulah yang terpatri di benak kebanyakan orang. Akibat kampanye kesehatan yang dicerna agak miring, otomatis publik menganggap semua makanan instan adalah sampah atau lebih tepatnya merugikan kesehatan kita. Terlebih lagi jika makanan itu berasal dari budaya barat. Iklan memang kadang memberi efek berlebihan pada kehidupan kita. Padahal ada sejumlah makanan yang selintas kita anggap “
Beberapa makanan yang awalnya merupakan makanan sehat, tapi setelah terlalu dikomersilkan justru menjadi makanan sampah atau yang biasa disebut junk food, yaitu Pizza, Pizza bukan hanya kita di Indonesia, bahkan orang Amerika pun menganggap pizza masuk kategori junk food. Bisa jadi akibat bingung dengan iklan di televisi. Padahal di negara asalnya, Italia, ada hukum yang mengatur bagaimana komposisi pizza idealnya dibuat. Ditentukan mulai dari jenis tepungnya, tomat, mozarela, sampai ke minyak zaitunnya. Makanan ini jika diolah sesuai ketentuan merupakan makanan praktis lagi kaya gizi. Sayangnya, mulai banyak pizza yang diolah terlalu komersil sehingga mengandung terlalu banyak lemak, kalori, sodium, namun rendah gizi.
Yang kedua yaitu sereal, di Indonesia kini sarapan pagi yang biasa bermenu nasi uduk atau lontong sayur mulai digeser dengan sereal. Aslinya, sereal yang ideal terbuat atas gandum, oat atau beras. Intinya adalah bahan pangan untuk manusia. Kandungannya adalah protein, lemak sehat dan vitamin. sayang, mulai marak produsen makanan yang menambah bahan gula, sirup jagung, garam, makanan yang dikeringkan dan sejenisnya. Bahan-bahan inilah yang membuat sereal menjadi sampah di tubuh kita.
Berikutnya yaitu Popcorn, jangan terlalu ketagihan makan popcorn yang berasa asin dan menggoda. Pada dasarnya bahan jagung itu sehat, mengandung zat besi tinggi, kalori rendah dan sedikit gula, garam dan lemak. Sayang kini justru kandungan gula, lemak dan garamnya sangat luar biasa. Jauh lebih sehat menyiapkan popcorn sendiri di rumah dengan campuran garam dan gula yang terkendali.
Lalu ada the hijau, dipercaya berkhasiat mencegah kanker, teh hijau banyak dikonsumsi di Asia termasuk Indonesia. Teh ini mengandung antioksidan dan komponen lain yang katanya mengurangi risiko kanker, serangan jantung, bahkan membuat awet muda. Kini teh hijau banyak dijual dalam kemasan botol, ditambah beragam rasa agar menarik. Zat seperti gula, bahan penambah rasa dan pengawet justru membuat teh hijau bukan lagi minuman sehat.
Selanjutnya adalah yogurt,betul bahwa yogurt makanan sehat yang terbuat dari proses fermentasi bakteri. Proteinnya tinggi, kalsium dan vitaminnya memberi efek bagus pada tubuh. Kelamaan di pasar swalayan banyak dijual yogurt kemasan bermerek. Biasanya mengandung banyak gula dan buah yang diproses, lalu menyamar sebagai makanan sehat.
Tetapi bukan hanya karena persepsi masyarakat dan iklan saja yang menyebabkan makanan-makanan tersebut berubah menjadi junk food, melainkan juga disebabkan perubahan komposisinya juga. Seperti yang dipaparkan DR. Dr Saptawati Bardasono, MSc, Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) ¨Makanan seperti Pizza, Sereal,Popcorn, dan lain-lain sebenarnya bukanlah makanan yang termasuk junk food, hanya saja seiring berjalannya waktu komposisi dari makanan tersebut pun berubah, para produsen mulai menambahkan bahan-bahan seperti gula dan garam yang dapat menyebabkan berbagai penyakit dan membuat makanan tersebut menjadi sama halnya dengan makanan junk food lainnya,” terang DR. Saptawati saat ditemui di sebuah hotel Jakarta, Rabu (16/4).
Karena itu tidak semua makanan dianggap makanan junk food,tetapi karena pemahaman masyarakatlah yang membuat makanan tersebut adalah menjadi junk food padahal jika ditilik dari gizi dan nutrisi makanan tersebut, ada yang merupakan makanan sehat, tetapi seiringnya waktu dengan anggapan (persepsi) orang dan proses pembuatan makanan tersebut yang semakin lama semakin berubah maka makanan tersebut pun berubah menjadi makanan junk food.

Oleh : Annisha Devi .S. [MC 10-7B]

ZAT MENGKHAWATIRKAN DI BALIK MAKANAN INSTANT

Hampir di tiap harinya terlihat para waitress yang disibukkan dengan antrian panjangnya melayani para customer di berbagai restoran cepat saji, khususnya pada akhir minggu. Dari segenggam burger, seporsi french fries ukuran large, ayam goreng crispy atau original, hingga berbagai jenis minuman soda.

Harus diakui, berbagai jenis makanan ini memang sukar sekali untuk dihindari menjadi salah satu makanan favorit baik bagi anak kecil hingga para orang dewasa, bahkan dapat dikategorikan sebagai makanan segala umur. Bagaimana tidak, bukan hanya mudah ditemui di berbagai tempat seperti mall, dan penyajiannya yang cepat, rasa yang memukau begitu memikat dan melekat dilidah, bahkan dapat dianggap mengikuti gaya kehidupan yang modern dikarenakan berasal dari luar negeri, juga menjadi sederetan alasan mengapa makanan ini dapat dijadikan sebgai pilihan andalan.

Terlebih seperti kita ketahui sendiri seperti apa budaya bangsa kita ini, dimana selalu bersifat konsumtif terhadap segala sesuatu yang bersala dari luar negeri khususnya dari daerah Eropa dan Amerika. Mulai dari restoran cepat saji milik sang colonel, restoran dengan icon si badut berambut kribo, ayam goreng dengan bumbu dari daerah texas, hingga fried chicken dengan cita rasa ala California, memang selalu mengalahkan kepopuleran berbagai restoring yang menawarkan menu dengan mempedulikan kesehatan.

Tidak bisa disalahkan juga bila banyak dari anak-anak saja sekarang sudah memiliki kecendrungan sebagai pecinta makanan cepat saji tersebut yang dapat di kategorikan sebagai makanan sampah, bahkan dapat pula dikatakan hingga ketagihan. Karena tak jarang pula malah para orang tua mereka yang mengenalkan bahkan seperti membiasakan mengajak anak-anak mereka untuk menyerbu restoran cepat saji ini pada saat berada di pusat perbelanjaan bila perut telah terasa lapar.

Padahal menurut DR Dr saptawati Bardasono, MSC, Sekjen Pengurus Pusat Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), makanan cepat saji atau instant ini dapat dikonotasikan sebagai makanan yang kualitas gizinya rendah atau juga makan sampah. Dimana tanpa disadari banyak sekali penyakit-penyakit dari yang hanya sekedar merasa pusing-pusing yang menjadikan awal mula pertanda dari serangkaian penyakit biasa hingga kronis seperti obesitas, jantung, tekanan darah tinggi, dan banyak sekali penyakit membahyakan lainnya hanya karena diakibatkan oleh kecendrungan mengkonsumsi makanan jenis ini.

Sebagai makanan yang dapat dikategorikan menjadi makanan sehat sebaiknya memiliki kandungan atau komposisi gizi yang berimbang, ungkapnya lagi. Bukannya seperti zat – zat yang terkandung dalam makanan instant. Memang jenis makanan itu tetap terkandung seperti protein, lemak, sumber zat besi, vitamin B yang dibutuhkan tubuh, namun yang menjadi bahaya dikarenakan jumlah yang disediakan jauh melebihi yang dibutuhkan oleh tubuh, bahkan bagi yang di perlukan oleh pria dewasa, apalagi bagi anak-anak tentu sangat melebihi batas normal. Selai itu pula jenis makanan cepat saji ini begitu padat kalori dan lemak, dipenuhi oleh bumbu –bumbu dengan kadar garam yang tinggi dan juga kandungan zat MSG yang tak kalah banyaknya. Belum lagi bila didalamnya terdapat zat – zat pengawet dengan porsi banyak. Sungguh mengkhawatirkan bagi kesehatan tubuh bukan? Maka dari itu mulailah dari sekarang untuk berfikir lebih jika hendak mengkonsumsi makanan cepat saji dalam kapasitas yang sring dan dalam jumlah porsi yang besar.

Hadyanni Prasasta

BURUKNYA JUNK FOOD BAGI JANIN

Jkt 19/11- Masa kehamilan atau menyusui adalah masa paling penting dalam memberikan gizi yang cukup bagi ibu hamil terhadap calon bayi yang dikandungnya, beberapa dokter mengungkapkan dalam penelitian bahwa mengkonsusmsi makanan tidak sehat selama hamil dan menyusui juga dapat menumbulkan kerugian jangka panjang pada calon bayi.
Sejumlah riset dari Dr Pat Goodwin, The Royal Veterianary College dan Welcome Trust London,Inggris,sebelumnya juga telah melakukan penelitian terhadap seekor tikus,dalam risetnya tikus-tikus yang lahir dari ibu yang diberi junk food selama hamil dan menyusui cenderung ketagihan jenis makanan yang sama. Namun begitu perkembangan barunya adalah ketika mereka lepas dari junk food tersebut, kerusakan dalam tubuhnya sudah terjadi.
Beberapa profesor sependapat dengan para peneliti “Manusia memeiliki sistem biologis yang hampir sama dengan hewan dan asumsi yang sama juga bisa ditarik dari dampak yang ditimbulkannya”, jelas Profesor Neil Strickland. Sang profesor juga mengatakan bahwa studi ini juga menenmukan kaitan antara berat badan orang tua dengan anak mereka atas dampak dari kebiasaan mengkonsusmsi makanan tersebut
Zat kimia pewarna, perasa palsu, pengawet, pemutih, dan pengasam di dalamnya bisa memicu penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan kanker. Hal ini sangat merugikan bagi ibu termasuk calon bayi yang dikandungnya. Semakin banyak ibu hamil mengkonsumsi junk food maka sang bayi pun akan lebih besar terkena resiko penyakit tersebut. Hal yang lebih parahnya adalah sang bayi dapat memiliki kekurangan pemikirannya atau cacat otak.
Dengan disebutkannya junk food makanan yang tidak sehat bagi kesehatan tetapi bukan berarti juga junk food tidak layak untuk dikonsumsi. Mengkonsumsinya perlu dibatasi. Fransiska di sela peringatan Hari Hak Konsumen Sedunia menjabarkan bahwa mengkonsumsi junk food baiknya maksimal 10 persen dari total asupan makanan dalam sehari, “Misalnya memakan biskuit hanya dua potong, lalu ditambah sayur yang lebih banyak,” katanya.
Meskipun junk food makanan yang tidak sehat tetapi banyak dari masyarakat yang ketagihan mengkonsumsinya. Khususnya bagi penduduk di Indonesia. Tetapi banyak cara dalam mengendalikan ketagihan dalam junk food. Salah satunya adalah dengan pola hidup sehat dan mengkonsumsi makanan sehat seperti jus buah, susu rendah lemak, yoghurt, sereal tinggi serat, dan buah yang segar. Apabila kita memulai dengan mengkonsusmsi makanan tersebut maka akan mengurangi keinginan mengkonsumsi junk food tersebut.
Dr Stephanie Bayol yang mempublikasikan risetnya dalam Journal of Physiology memaparkan bahwa tampaknya kebiasaan diet ibu hamil dan menyusui sangan penting bagi kesehatan anak untuk jangka panjang. Terdapat slogan bahwa ‘You are what you eat’, namun pada faktanya munkin ada benarnya bahwa anda sekarang ini adalah apa yang ibu anda makan.
Masyarakat indonesia biasanya malah lebih memilih makanan cepat saji bagi anaknya karena lebih mudah didapat dan dari segi hargapun terjangkau. Banyak dari mereka yang mengetahui bahaya junk food tetapi masih saja mengkonsumsinya. Bahaya dari junk food memang tidak begitu terlihan dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang tubuh kita baru akan merasakan bahayanya dari makanan sampah tersebut.